Rabu, 31 Mei 2017

Lensa Makro Terbaik 2016


Lensa makro dirancang khusus bagi Sahabat Fotografi yang hobi memotret objek dari jarak dekat. Biasanya, foto yang diambil pun berasal dari objek berukuran kecil, seperti serangga, tanaman, atau tetesan air. Jika Sahabat Fotografi sedang menekuni teknik fotografi makro, pemilihan lensa makro yang tepat tentu berperan penting. Daripada salah beli, Sahabat Fotografi bisa melihat beberapa lensa makro terbaik selama tahun 2016/2017 berikut ini.

Canon EF 100mm f/2.8L Macro IS USM Lens

Photo Credit: weeattogether.com

Apabila sebelumnya Sahabat Fotografi pernah menggunakan lensa 100mm dari Canon, nah Canon EF 100mm f/2.8L Macro IS USM ini merupakan bersi update-nya. Jadi, bisa dibilang bahwa konstruksinya mengalama perbaikan secara keseluruhan, ditambah dengan ketahanan bodinya terhadap air. Salah satu fitur unggulannya adalah Optical Image Stabilization, yang bisa digunakan hingga 4-stop control shake. Ada pula fitur Ultrasonic Motor (USM) yang memungkinkan Sahabat Fotografi untuk menentukan fokus gambar secara lebih cepat.

Tamron SP 90mm f/2.8 Di Macro VC USD

Photo Credit: photographylife.com

Bagi yang senang menerapkan efek blur atau bokeh pada hasil jepretannya, lensa ini adalah pilihan yang tepat karena adanya diafragma bulat di dalamnya. Tamron SP 90mm f/2.8 Di Macro VC USD juga dilengkapi dengan elemen kaca Extra Low Dispersion (XLD) dan Low Dispersion (LD) sehingga mampu menghasilkan gambar dengan warna yang lebih tajam. Melalui lensa ini, Tamron mengembangkan teknologi baru bernama Extended Bandwidth & Angular-Dependency (eBAND) yang mampu memberikan perbaikan dramatis dengan mengurangi pijar cahaya dan bayangan pada gambar.

Baca Juga


Nikon AF-S 105mm f/2.8G ED IF VR Micro Lens

Photo Credit: amazon.co.uk

Sahabat Fotografi merupakan pengguna Nikon? Ini dia lensa makro yang tepat untuk menunjang aktivitas Sahabat Fotografi. Nikon AF-S 105mm f/2.8 ED IF VR Micro merupakan lensa Nikon pertama yang dilengkapi Silent Wave Motor (SWM) dan Vibration Reduction (VR) untuk mengambil gambar makro secara lebih tajam. Tidak ketinggalan elemen Nano Crystal Coat dan Extra-low Dispersion (ED) yang mampu meningkatkan kualitas gambar secara keseluruhan dengan mengurangi flare sehingga warna dan kontras pada gambar bisa semakin tajam.


Sigma APO Macro 180mm f/2.8 EX DG OS HSM Lens

Photo Credit: thephoblographer.com

Memiliki ukuran panjang mencapai 203,9 mm dan diameter lensa sebesar 95 mm, lensa Sigma APO Macro 180mm f/2.8 EX DG OS HSM memiliki berat 1,63 kg saja. Lensa ini menawarkan rasio pembesaran 1:1. Menerapkan sistem angle of view 13,7 derajat, bukaan lensa atau aperatur yang bisa digunakan dalam keadaan minimal adalah f/22 hingga 2.8. Hal tersebut membuat lenda Sigma APO Macro 180.. f/2.8 EX DG OS HSM ini mampu bergerak dengan fokus yang lebih cepat sehingga hasil gambar yang Sahabat Fotografi dapatkan pun bisa tajam.

Fujifilm Fujinon XF 60mm f/2.4 R Macro

Photo Credit: lichtklicker.com

Lensa satu ini memiliki rasio pembesaran 1:2. Menggunakan kaca lensa berbentuk aspheric pada elemen-7 dan menempatkan lensa kaca ED pada elemen-6, Fujifilm Fujinon XF 60mm f/2.4 Macro mampu mencegah bidang kelengkungan dan chromatic aberration. Pada jarak kerja minimal 26,7 cm, Sahabat Fotografi bisa melakukan zoom maksimal 0,5x untuk fotografi makro. Lensa satu ini juga dikenal mampu menghasilkan efek blur atau bokeh yang indah dan memukau. Aperatur minimumnya adalah f/22, sedangkan aperatur maksimalnya adalah f/2.4.

Itulah beberapa lensa makro terbaik 2016/2017 versi DOSS. Semoga ulasan di atas bisa membantu Sahabat Fotografi untuk menemukan lensa yang cocok untuk aktivitas fotografi makro. Pastikan pula bahwa Sahabat Fotografi mendapat garansi pembelian lensa
- See more at: https://doss.co.id/news/5-Lensa-Makro-Terbaik-2016

Minggu, 16 April 2017

Tata Cahaya dalam Fotografi


Tata Cahaya dalam Fotografi

1.       Pengertian Tata Cahaya
Tata cahaya adalah seni pengaturan cahaya dengan mempergunakan peralatan pencahayaan agar kamera mampu melihat obyek dengan jelas, dan menciptakan ilusi sehingga penonton mendapatkan kesan adanya jarak, ruang, waktu dan suasana dari suatu kejadian yang dipertunjukkan dalam suatu pementasan.
2.       Prinsip Dasar Tata Cahaya
Ini sudah menjadi rumusan atau formula dasar sebuah pencahayaan dalam produksi video, film, dan foto. Tiga poin penting itu terdiri atas : Key Light, Fill Light, Back Light

a. Key Light

Pencahayaan utama yang diarahkan pada objek. Keylight merupakan sumber pencahayaan paling dominan. Biasanya keylight lebih terang dibandingkan dengan fill light. Dalam desain 3 poin pencahyaan, keylight ditempatkan pada sudut 45 derajat di atas subjek.Fill Light

b. Fill light

Pencahayaan pengisi, biasanya digunakan untuk menghilangkan bayangan objek yang disebabkan oleh key light. Fill light ditempatkan berseberangan dengan subyek yang mempunyai jarak yang sama dengan keylight. Intensitas pencahyaan fill light biasanya setengah dari key light.

c. Back Light

Pencahayaan dari arah belakang objek, berfungsi untuk meberikan dimensi agar subjek tidak “menyatu” dengan latar belakang. Pencahyaan ini diletakkan 45 derajat di belakang subyek. Intensitas pencahyaan backlight sangat tergantung dari pencahayaan key light dan fill light, dan tentu saja tergantung pada subyeknya. Misal backlight untuk orang berambut pirang akan sedikit berbeda dengan pencahayaan untuk orang dengan warna rambut hitam.
3.       Fungsi Tata Cahaya
Tata cahaya yang hadir di atas panggung dan menyinari semua objek sesungguhnya menghadirkan kemungkinan bagi sutradara, aktor, dan penonton untuk saling melihat dan berkomunikasi. Semua objek yang disinari memberikan gambaran yang jelas kepada penonton tentang segala sesuatu yang akan dikomunikasikan. Dengan cahaya, sutradara dapat menghadirkan ilusi imajinatif. Banyak hal yang bisa dikerjakan bekaitan dengan peran tata cahaya tetapi fungsi dasar tata cahaya ada empat, yaitu penerangan, dimensi, pemilihan, dan atmosfir (Mark Carpenter, 1988).

1.       Penerangan.
Inilah fungsi paling mendasar dari tata cahaya. Lampu memberi penerangan pada pemain dan setiap objek yang ada di atas panggung. Istilah penerangan dalam tata cahaya panggung bukan hanya sekedar memberi efek terang sehingga bisa dilihat tetapi memberi penerangan bagian tertentu dengan intensitas tertentu. Tidak semua area di atas panggung memiliki tingkat terang yang sama tetapi diatur dengan tujuan dan maksud tertentu sehingga menegaskan pesan yang hendak disampaikan melalui laku aktor di atas pentas.

2.       Dimensi.
 Dengan tata cahaya kedalaman sebuah objek dapat dicitrakan. Dimensi dapat diciptakan dengan membagi sisi gelap dan terang atas objek yang disinari sehingga membantu perspektif tata panggung. Jika semua objek diterangi dengan intensitas yang sama maka gambar yang akan tertangkap oleh mata penonton menjadi datar. Dengan pengaturan tingkat intensitas serta pemilahan sisi gelap dan terang maka dimensi objek akan muncul.


3.       Pemilihan. 
Tata cahaya dapat dimanfaatkan untuk menentukan objek dan area yang hendak disinari. Jika dalam film dan televisi sutradara dapat memilih adeganmenggunakan kamera maka sutradara panggung melakukannya dengan cahaya. Dalam pementasan tertentu, penonton secara normal dapat melihat seluruh area panggung, untuk memberikan fokus perhatian pada area atau aksi tertentu sutradara memanfaatkan cahaya. Pemilihan ini tidak hanya berpengaruh bagi perhatian penonton tetapi juga bagi para aktor di atas pentas serta keindahan tata panggung yang dihadirkan.

4.       Atmosfir. 
Yang paling menarik dari fungsi tata cahaya adalah kemampuannya menghadirkan suasana yang mempengaruhi emosi penonton. Kata “atmosfir” digunakan untuk menjelaskan suasana serta emosi yang terkandung dalam peristiwa lakon.Tata cahaya mampu menghadirkan suasana yang dikehendaki oleh lakon. Sejak ditemukannya teknologi pencahayaan panggung, efek lampu dapat diciptakan untuk menirukan cahaya bulan dan matahari pada waktu-waktu tertentu. Misalnya, warna cahaya matahari pagi berbeda dengan siang hari. Sinar mentari pagi membawa kehangatan sedangkan sinar mentari siang hari terasa panas. Inilah gambaran suasana dan emosi yang dapat dimunculkan oleh tata cahaya
Keempat fungsi pokok tata cahaya di atas tidak berdiri sendiri. Artinya, masing-masing fungsi memiliki interaksi (saling mempengaruhi). Fungsi penerangan dilakukan dengan memilih area tertentu untuk memberikan gambaran dimensional objek, suasana, dan emosi peristiwa. Gambar berikut memperlihatkan interaksi fungsi pokok tata cahaya.



Selain keempat fungsi pokok di atas, tata cahaya memiliki fungsi pendukung yang dikembangkan secara berlainan oleh masing-masing ahli tata cahaya. Beberapa fungsi pendukung yang dapat ditemukan dalam tata cahaya adalah sebagai berikut.
1.       Gerak.
 Tata cahaya tidaklah statis. Sepanjang pementasan, cahaya selalu bergerak dan berpindah dari area satu ke area lain, dari objek satu ke objek lain. Gerak perpindahan cahaya ini mengalir sehingga kadang-kadang perubahannya disadari oleh penonton dan kadang tidak. Jika perpindahan cahaya bergerak dari aktor satu ke aktor lain dalam area yang berbeda, penonton dapat melihatnya dengan jelas. Tetapi pergantian cahaya dalam satu area ketika adegan tengah berlangsung terkadang tidak secara langsung disadari. Tanpa sadar penonton dibawa ke dalam suasana yang berbeda melalui perubahan cahaya.
2.       Gaya. 
Cahaya dapat menunjukkan gaya pementasan yang sedang dilakonkan. Gaya realis atau naturalis yang mensyaratkan detil kenyataan mengharuskan tata cahaya mengikuti cahaya alami seperti matahari, bulan atau lampu meja. Dalam gaya Surealis tata cahaya diproyeksikan untuk menyajikan imajinasi atau fantasi di luar kenyataan seharihari. Dalam pementasan komedi atau dagelan tata cahaya membutuhkan tingkat penerangan yang tinggi sehingga setiap gerak lucu yang dilakukan oleh aktor dapat tertangkap jelas oleh penonton.
3.       Komposisi.
 Cahaya dapat dimanfaatkan untuk menciptakan lukisan panggung melalui tatanan warna yang dihasilkannya.
4.       Penekanan. 
Tata cahaya dapat memberikan penekanan tertentu pada adegan atau objek yang dinginkan. Penggunaan warna serta intensitas dapat menarik perhatian penonton sehingga membantu pesan yang hendak disampaikan. Sebuah bagian bangunan yang tinggi yang senantiasa disinari cahaya sepanjang pertunjukan akan menarik perhatian penonton dan menimbulkan pertanyaan sehingga membuat penonton menyelidiki maksud dari hal tersebut.
5.       Pemberian tanda. 
Cahaya berfungsi untuk memberi tanda selama pertunjukan berlangsung. Misalnya,  fade out untuk mengakhiri sebuah adegan, fade in untuk memulai adegan dan black out sebagai akhir dari cerita. Dalam pementasan teater tradisional, black out biasanya digunakan sebagai tanda ganti adegan diiringi dengan pergantian set

4.       Peralatan Tata Cahaya
Kerja tata cahaya adalah kerja pengaturan sinar di atas pentas. Kecakapan dalam mendisitribusi cahaya ke atas pentas sangat dibutuhkan. Dengan peralatan tata cahaya, kontrol atau kendali atas distribusi cahaya itu dikerjakan. Penata cahaya perlu mengendalikan intensitas, warna, arah, bentuk, ukuran, dan kualitas cahaya serta gerak arus cahaya. Semua kendali itu bisa dimungkinkan karena adanya peralatan tata cahaya yang memang dirancang untuk tujuan tersebut. Penguasaan peralatan wajib dipelajari oleh penata cahaya.

a.       Bohlam

Bohlam (bulb, lamp) adalah sumber cahaya. Bagian-bagian dari bohlam terdiri atas envelope, filament, dan base (Gb.204). Envelope adalah cangkang yang terbuat dari gelas kaca atau kwarsa untuk melindungi komponen dari udara dan mencegahnya dari kebakaran.



Gb.204 Bohlam

Filament merupakan komponen yang mengubah panas listrik menjadi cahaya. Ukuran dan bentuknya bermacam-macam disesuaikan dengan ketahanan panas dan hasil cahaya yang dinginkan. Karena filament menghasilkan cahaya dari panas maka ia juga menjadi lemah karena panas sehingga mudah rusak. Oleh karena itu pemasangan dan pelepasan bohlam hendaknya dilakukan dengan hati-hati apalagi ketika kondisinya sedang menyala. Base, adalah dasaran untuk meletakkan bohlam pada dudukan yang sesuai dan merupakan komponen yang menghubungkan filament dengan arus listrik. Jenis dan bentuk base berbeda-beda. Hal ini sesuai dengan dudukan yang disediakan pada masing-masing jenis dan merk lampu dari pabrikan tertentu.






Gambar di atas memperlihatkan aneka ragam bentuk bohlam. Hampir semua bohlam dibuat terpisah dengan reflektornya tetapi pada lampu PAR bohlam dibuat satu unit dengan reflektor dan lensa sehingga jika bohlam mati maka semua unit komponennya harus diganti. Pada dasarnya jenis bohlam lampu panggung ada tiga yaitu; tungsten, tungsten-halogen, dan discharge. Tungsten digunakan untuk lampu di bawah 1000 watt. Tungsten-halogen untuk lampu 1000 watt ke atas. Sedangkan discharge adalah lampu yang hanya bisa dioperasikan secara manual seperti lampu followspot. Penggunaan jenis bohlam ini didasari pada ketahanan material menahan panas tinggi dalam kurun waktu yang lama. Karena bekerja dengan panas, maka kualitas bohlam menurun seiring penggunaan waktu dan batas waktu hidupnya (lifetime) telah ditentukan (terbatas).

b.     Reflektor dan Refleksi

Untuk memancarkan cahaya dari bohlam ke objek yang disinari dibutuhkan reflektor. Cahaya yang hanya berasal dari bohlam sinarnya kurang kuat dan tidak terarah pancarannya. Dengan reflektor maka pancaran cahaya yang berasal dari bohlam dapat ditingkatkan, diatur, dan diarahkan. Lampu panggung menggunakan tiga jenis reflektor yaitu; ellipsoidal, spherical, dan parabolic. Reflektor ellipsoidal berbentuk lengkungan setengah elips (lonjong) yang mengelilingi lampu sehingga mencipatkan efek pancaran tiga dimensi. Jarak masing-masing sisinya terhadap sumber cahaya tetap. Karena bentuknya tersebut cahaya yang dihasilkan oleh reflektor ellipsoidal memiliki dua focal point (tittik temu fokus cahaya). Focal point 1 berasal dari titik fokus sumber cahaya (bohlam) kemudian memantul kembali ke reflektor yang hasil refleksinya membentuk titik focal point 2 baru kemudian menyebar (Gb.206). 


Gb.206 Reflektor elipsoidal

 Reflektor spherical memiliki bentuk sisi yang membulat. Jenis reflektor ini memancarkan seluruh cahaya langsung dari titik focal point ke reflektor yang merefleksikannya kembali melalui focal point tersebut sebelum memencar. Jika dibuat garis lingkaran imajiner maka panjang cahaya yang ditempuh masing-masing garis cahaya adalah sama. Gambar 207 memperlihatkan refleksi cahaya melalui reflektor spherical.



Gb.207 Reflektor spherical

Reflektor parabolic memiliki bentuk sisi parabola. Reflektor jenis ini merefleksikan cahaya langsung dari atau melalui focal point kemudian menyebar secara paralel membentuk cahaya yang diameternya hampir sama dengan diameter reflektor (Gb.208). Dengan demikian, diameter cahaya yang dihasilkan sangat tergantung dengan diameter reflektor. Contoh lampu sehari-hari yang menggu-nakan reflektor parabolic adalah lampu senter.



Gb.208 Refleksi prabolic

Selain refleksi yang dihasilkan melalui reflektor, cahaya juga akan mengalami refleksi setelah menyentuh objek penyinaran. Refleksi cahaya yang memantul setelah mengenai objek dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu specular, diffuse, spread, dan mixed. Refleksi specular (seperti cermin) memantulkan arah cahaya tanpa mengubah besaran cahaya alami dari sumbernya (Gb.209). 


Gb.209 Refleksi specular

Refleksi diffuse terjadi ketika cahaya yang mengenai permukaan objek memantul dengan pendar yang merata ke segala arah (Gb.210). Contoh dari refleksi diffuse adalah ketika cahaya diarahkan ke sebuah lukisan dua dimensi.



Gb.210 Refleksi diffuse

Refleksi spread sama seperti refleksi diffuse tetapi persentase masing­masing garis cahaya tidak sama. Cahaya yang mengenai objek dengan intensitas lebih tinggi garis cahayanya akan memendar dan direfleksikan lebih panjang dari yang lain (Gb.211).  Contoh refleksi spread adalah ketika cahaya mengenai gumpalan aluminium foil.


Gb.211 Refleksi spread

Refleksi mixed, merupakan refleksi campuran dari diffuse dan specular. Beberapa garis cahaya dipendarkan secara merata ke segala penjuru arah tetapi sebagian garis cahaya dipantulkan seperti cermin (Gb.212). Contoh refleksi mixed adalah ketika cahaya menyinari gagang pintu dari logam, jam tangan emas, atau lantai kayu yang mengkilat.

Gb.212 Refleksi mixed

5.       Warna Cahaya
1.       TEMPERATUR WARNA (color temperature)
 -Tungsten 3600˚K warna yang ditimbulkan ke cenderung kekuningan (YELLOWISH)
 - Flourencent 4200˚K warna yang ditimbulkan ke cenderung kehijauan (GREENISH)
- Daylight 5600˚K warna yang ditimbulkan kecendrung kebiruan (BLUISH)
 Sehingga untuk mendapati warna yang tepat kita butuh konversi antara sumber cahaya dengan jenis bahan baku hal ini bisa dilakukan dengan menggunakan FILTER CONVERTION atau dalam teknik kamera dipergunakan WHITE BALANCE.
2.       ASPEK-ASPEK UNTUK PERHITUNGAN WARNA YANG BAIK
HUE adalah predominasi dari sensasionalitas warna, antara warna merah, warna kuning, warna biru. Warna yang normal diharapkan netral atau achromatic.
 - SATURATION adalah kestabilan warna dari nilai pudar sehingga warna menjadi murni atau tepat dan tidak pudar. Atau biasa disebut chroma, intensity atau purity.
- BRIGHTNESS adalah bentuk secara luas dari kuantitas cahaya yang diterima subjek.
3.        KARAKTER PENCAHAYAAN
A.      Hard Light
Perbandingan intensitas antara cahaya yang keras dan cahaya yang lemah cukup tinggi. Karena cahaya yang jatuh menjadi focus pada titik tertentu maka hal ini memberikan dampak pada bagian bayangan akan terlihat sangat jelas. Sehingga akan menimbulkan efek kontras yang sangat tinggi.
B.      Soft Light
Sumber cahaya yang jatuh ke permukaan subjek di buat dengan perbandingan antara cahaya yang keras dan cahaya yang lemah cukup rendah.Karena perbandingan yang sangat kecil ini cahaya menjadi rata sehingga bayangan akan terlihat halus atau tidak ada sama sekali.
4.       METODE TEKNIS PENCAHAYAAN
A. Direct Light > Sebuah metode dalam menerapkan jatuhnya sumber cahaya secara langsung di arahkan ke permukaan subjek. Dari penerapan seperti ini akan terlihat jelas arah datangnya sumber cahaya.
B. Reflected Light > Sebuah metoda dalam menerapkan jatuhnya sumber cahaya tidak secara langsung tetapi dengan mengarahkan ke bidang lain sehingga cahaya yang jatuh kepermukaan subjek adalah cahaya pantulan. Karena cahaya menjadi halus dan rata maka tidak terlihat jelas arah datangnya.
C. Difused Light > Cahaya baur terjadi ketika sinar matahari tertutup awan, berkabut atau karena debu. Dengan kata lain percampuran cahaya matahari dengan eleman alam lain yang menghasilkan cahaya matahari lembut dan tidak terlalu keras.
5.       METODE PEMANFAATAN SUMBER CAHAYA
A.      Available Light
Cahaya yang sudah ada di lokasi dengan kondisi permanen dan dimanfaatkan untuk pengambilan gambar. Kondisi putaran waktu yang mempengaruhi cahaya bisa dimanfaatkan baik malam maupun siang (Night-Day).
B.      Artificial Light
Adalah cahaya buatan yang mampu dipakai atau memang khusus dibuat untuk kebutuhan pengambilan gambar namun tidak menghilangkan kesan NATURAL.
C.      Practical Light
        Sumber cahaya yang kita dapati dari cahaya lampu meja, lampu jalanan, lampu kendaraan atau juga lampu kamar, dan di gunakan untuk keperluan pemotretan
D.      Pictorial Light
Penerapan pencahayaan dengan kesan BEAUTY ada keseimbangan antara key light, fill light, back light dan background light.
6.       LIGHTING STYLE (Gaya Pencahayaan)
A.      High Key
Perbandingan cahaya terang dan gelap kecil sehingga kontrasnya rendah.
B.      Low Key
Perbandingan cahaya terang dan gelap besar sehingga kontrasnya tinggi.
7.       LIGHTING SETTING NATURAL LIGHTING
      Natural light adalah jenis pencahayaan alam yang mana cahaya tersebut dihasilkan dari seluruh unsur alam. Unsur utama dalam pencahayaan alami bersumber pada cahaya matahari. Adapun pencahayaan matahari memiliki jam-jam tertentu yang baik untuk digunakan sebagai sumber cahaya dalam pemotretan. Untuk pagi hari antara 08.00 – 10.00 dan untuk sore hari 15.00 – matahari terbenam. Hal ini dikarenakan pada jam-jam tersebut kekuatan sinar matahari tidak terlalu kuat, dan sudut pencahayaannya pun merata. Ada beberapa jenis pencahayaan yang dihasilkan oleh sinar matahari, yaitu :
a.       Direct Light
Cahaya matahari langsung jatuh menimpa objek, berkas cahayanya kuat, terjadi kontras yang mencolok antara bagian yang terkena sinar matahari dengan yang tidak.
b.      Difused Light
Cahaya baur terjadi ketika sinar matahari tertutup awan, berkabut atau karena debu. Dengan kata lain percampuran cahaya matahari dengan eleman alam lain yang menghasilkan cahaya matahari lembut dan tidak terlalu keras.
c.       Windows Light
Masuknya cahaya matahari ke dalam ruangan di pagi hari melalui celah-celah jendela. Guratan jatuhnya cahaya sangat terlihat jelas, ini yang disebut Windows Light. Ciri yang perlu diingat dalam windows light adalah cahaya kontras yang kuat antara bayangan dengan bagian yang terkena cahaya. Objek yang terkena cahaya akan terlihat lebih menonjol.
d.      Reflected Light
Pencahayaan terjadi ketika direct light melalui permukaan tertentu atau adanya objek lainyang membantu proses pemantulan cahaya.
Kualitas dalam pencahayaan itu sendiri di pengaruhi oleh beberapa hal :
a. Keras lemahnya cahaya, sehingga berpengaruh terhadap bayangan
b. Sudut dari cahaya
c. Warna cahaya Cahaya alami adalah salah satu hal yang sangat penting untuk fotografer, dan ini GRATIS untuk semua orang di dunia.
Bagaimana memahami cahaya alami bekerja secara efektif merupakan salah satu kunci di mana kita semua dapat meningkatkan fotografi kita tanpa harus menghabiskan banyak uang untuk membeli peralatan fotografi yang mewah.
1. Sadarilah Karakteristik Perubahan Cahaya Alam
Karakteristik perubahan cahaya alami tergantung pada hari, cuaca, musim atau karena keadaan lainnya. Pada dasarnya ada jenis cahaya yang berbeda pada setiap waktu. Jenis-jenis cahaya yang berbeda akan membuat sebuah adegan (scene) yang sama terlihat sangat berbeda.
2. Jangan Lihat Cahaya Alam dalam hal “baik” atau “buruk”
Banyak dari kita yang hampir diindoktrinasi dengan ide bahwa cahaya yang baik adalah cahaya selama “jam-emas” (pagi dan sore) atau bahkan cahaya keras sekitar tengah hari umumnya dianggap sebagai cahaya terburuk. Pada kenyataannya, ini bisa sangat membatasi kreatifitas Sobat saat memotret. Cahaya “jam-emas” membuat segalanya tampak indah dan magis karena memiliki kualitas lembut dan memiliki efek seperti emas. Kesimpulannya adalah harus bisa melihat berbagai jenis cahaya alami sebagai alat. Tak satu pun dari “alat” yang baik atau buruk, benar atau salah untuk berkomunikasi melalui media fotografi.
3. Terobsesi Dengan Mengamati Cahaya
Perhatikan cahaya dalam kehidupan sehari-hari berinteraksi dengan segala sesuatu di sekitar seperti partikel debu, air, dll. Amati bagaimana perubahan cahaya ketika berpindah dari satu tempat ke tempat lain, bagaimana melemparkan bayangan. Amati bagaimana fotografer menggunakan cahaya dalam pekerjaan mereka. Tujuannya tidak lain adalah untuk mendidik diri sendiri, untuk melatih mata agar mengenali skenario pencahayaan yang berbeda sehingga akhirnya dapat memprediksi jika ada beberapa skenario pencahayaan yang lebih sulit dipahami mungkin terjadi.
4. Lakukan Eksperimen
Bereksperimen tidak selalu harus mengarah pada hasil karya, Tetapi dapat membantu memahami bagaimana cahaya bekerja dalam arti yang sangat praktis. Dengan mengamati dan melihat skenario pencahayaan yang menarik maka hal itu akan terlihat dalam foto-foto. Lakukanlah eksperimen saat itu juga, jangan membuang-buang waktu untuk berfikir, cobalah untuk berbagai tingkatan eksposure dan lihat hasilnya setelah itu.


Tata Cahaya Dalam Photography


Pengertian
Salah satu unsur penting dalam pementasan teater adalah tata cahaya atau lighting. Lighting adalah penataan peralatan pencahayaan, dalam hal ini adalah untuk untuk menerangi panggung untuk mendukung sebuah pementasan. Sebab, tanpa adanya cahaya, maka pementasan tidak akan terlihat.  Secara umum itulah fungsi dari tata cahaya. Dalam teater, lighting terbagi menjadi dua yaitu:
  •  Lighting sebagai penerangan. Yaitu fungsi lighting yang hanya sebatas menerangi panggung beserta unsur-unsurnya serta pementasan dapat terlihat.
  •  Lighting sebagai pencahayaan. Yaitu fungsu lighting sebagai unsur artisitik pementasan.  Yang satu ini, bermanfaat untuk membentuk dan mendukung suasana sesuai dengan tuntutan naskah.
  • Unsur-unsur dalam lighting.
            Dalam tata cahaya ada beberapa unsur penting yang harus diperhatikan, antara lain :
  Tersedianya peralatan dan perlengkapan. Yaitu tersedianya cukup lampu, kabel, holder dan beberapa peralatan yang berhubungan dengan lighting dan listrik. Tidak ada standard yang pasti seberapa banyak perlengkapan tersebut, semuanya bergantung dari kebutuhan naskah yang akan dipentaskan.
  Tata letak dan titik fokus. Tata letak adalah penempatan lampu sedangkan titik fokus adalah daerah jatuhnya cahaya. Pada umumnya, penempatan lampu dalam pementasan adalah di atas dan dari arah depan panggung, sehingga titik fokus tepat berada di daerah panggung. Dalam teorinya, sudut penempatan dan titk fokus yang paling efektif adalah 45di atas panggung. Namun semuanya itu sekali lagi bergantung dari kebutuhan naskah. Teori lain mengatakan idealnya, lighiting dalam sebuah pementasan (apapun jenis pementasan itu) tatacahaya harus menerangi setiap bagian dari panggung, yaitu dari arah depan, dan belakang, atas dan bawah, kiri dan kanan, serta bagian tengah.
   Keseimbangan warna. Maksudnya adalah keserasian penggunaan warna cahaya yang dibutuhkan. Hal ini berarti, lightingman harus memiliki pengetahuan tentang warna.
  Penguasaan alat dan perlengkapan. Artinya lightingman harus memiliki pemahaman mengenai sifat karakter cahaya dari perlengkapan tata cahaya.  Tata cahaya sangat berhubungan dengan listrik, maka anda harus berhati-hati jika sedang bertugas menjadi light setter atau penata cahaya.
 Pemahaman naskah. Artinya lightingman harus paham mengenai naskah yang akan dipentaskan. Selain itu, juga harus memahami maksud dan jalan pikiran sutradara sebagai ‘penguasa tertinggi’ dalam pementasan.
  Dalam sebuah pementasan, semua orang memiliki peran yang sama pentingnya antara satu dengan lainnya. Jika salah satu bagian terganggu, maka akan mengganggu jalannya proses produksi secara keseluruhan. Begitu pula dengan “tukang tata cahaya’. Dia juga menjadi bagian penting selain sutradara dan aktor, disamping make up, stage manager, dan unsur lainnya. Dengan kata lain, lightingman juga harus memiliki disiplin yang sama dengan semua pendukung pementasan. Dari paparan di atas, semuanya dapat dicapai dengan belajar mengenai tata cahaya dan unsur pendukung lainnya.
Three-Point Lighting
Three-point lighting (pencahayaan tiga titik) adalah metode standar pencahayaan yang digunakan dalam fotografi, video, film, dsb. Metode ini adalah sistem dasar pencahayaan yang digunakan secara luas karena sederhana dan dapat menonjolkan subyek dari latar belakang. Dengan menggunakan tiga posisi terpisah, kita dapat menerangi subyek dan juga mengendalikan (atau menghilangkan seluruhnya) bayangan yang dihasilkan oleh pencahayaan langsung. Tiga komponen dari pencahayaan tiga titik adalah key lightfill light, dan back light.
Key Light
Key light adalah cahaya terkuat dan paling penting dari tiga cahaya yang digunakan dalam teknik ini. Sumber cahaya ini ditempatkan di antara sisi kamera dan subjek sedemikian rupa (biasanya membentuk sudut 45o) sehingga satu sisi subyek akan terang, tetapi sisi lain agak gelap. Key light adalah yang membuat subyek nampak tetapi tidak memiliki detail bayangan yang bagus dan menghasilkan gambar yang tidak alami dan memiliki kontras yang tinggi
Tempratur Warna
Temperatur Warna merupakan kesan yang ditimbulkan oleh cahaya terhadap sebuah obyek ketika cahaya itu mengenai obyek. Ukuran temperatur warna dinyatakan dalam satuan derajat Kelvin ( K ). Semakin besar ukuran derajat Kelvin, maka warna obyek semakin putih, kebalikannya maka obyek akan terlihat semakin menguning. 

Pengertian Lensa Tele & Kelebihan dan kekurangannya


Perhatikan saat Anda menonton pertandingan sepakbola Eropa, di bagian pinggir lapangan ada banyak sekali juru foto dengan lensa yang panjangnya bisa mencapai setengah meter atau lebih. Ya, itulah yang disebut lensa Telephoto. Mungkin Anda penasaran seperti apa kemampuan lensa-lensa tersebut, kali ini Plimbi akan membahas Fungsi Lensa Tele dan segala kelebihannya.
Dalam ensiklopedia bebas, lena Telephoto didefinisikan sebagai lensa yang memiliki konstruksi panjang yang lebih pendek daripada panjang fokusnya sehingga mengakibatkan pusat optis yang berada di luar body lensa itu sendiri. Beberapa pakar fotografi menganggap bahwa lensa yang disebut lensa ini adalah yang memiliki panjang fokal diatas 60mm, meskipun hal itu cukup relatif karena ada pula yang menyebut lensa ini harus memiliki panjang fokus diatas 280mm. Namun yang harus diperhatikan pula bahwa ternyata lensa jenis ini juga dibagi dua jenis, yakni Tele zoom dan Tele non zoom. Sebagai contoh, Tele zoom adalah Nikon 70-300mm, sedangkan Tele non zoom adalah Nikon 300mm f/4.5. Berbagai produsen tentunya memiliki produk lensa Tele masing-masing ditambah produsen 3rd seperti Tamron, Sigma, Carl Zeiss maupun Leica.
Kebanyakan fotografer baik pemula, amatir maupun profesional pastinya tahu bahwa fungsi lensa Tele digunakan untuk memperbesar subjek yang berada di posisi jauh. Dengan lensa panjang fokal 200mm Anda bisa melakukan foto portrait orang yang jaraknya sampai 20 meter. Namun lebih dari itu, fungsi lensa Tele ada banyak. Apa saja? mari simak selengkapnya:
Efek DOF yang lebih baik
Dengan focal length yang sangat panjang pastinya Anda lebih sering memposisikan memotret dalam jarak jauh. Hal ini ternyata justru membuat efek kedalaman ruang (DOF) yang sempit dan artinya latar belakang fokus utama bisa sangat buram. Apalagi jika aperture diatur dengan angka terkecil. Jadi bagi Anda pengguna lensa ini yang tidak memiliki lensa fix, tidak perlu berkecil hati bila ingin menghasilkan foto bokeh, lensa ini bisa dimaksimalkan lagi.

Mampu untuk pemotretan makro
Lensa jenis ini kebanyakan tidak maksimal jika digunakan untuk memotret dengan jarak subjek yang sangat dekat. Jadi apakah artinya lensa ini tidak mampu untuk pemotretan makro? Ternyata mampu karena saat ini banyak tersedia lensa makro dengan focal length panjang namun dapat dipakai memotret benda-benda kecil dengan fitur tambahan. Sebagai contohnya ada Tamron 70-300mm f/4.6 macro atau Tele fix Canon EF 100mm f/2.8 USM dan lain-lain. Inilah salah satu fungsi lensa yang utama.

Lensa Tele bagus untuk portrait
Biasanya fotografer modeling, fashion maupun wedding sangat gemar menggunakan lensa ini. Hal ini karena lensa ini mampu mengeliminasi distorsi wajah serta karena kedalaman fokus tipis, potret wanita menjadi menarik dengan efek lembut yang ditimbulkannya. Bahkan pemotretan di dalam ruangan studio, lensa ini tetap jadi primadona fotografer.

Efek kompresi
Ciri khas yang dihadirkan oleh lensa ini mampu membuat foto menjadi terlihat seperti terkompresi. Pada latar belakang serta subjek foto akan jadi terlihat dekat, padahal jaraknya tidak sebegitu dekat, dan ini membuat foto menjadi terlihat dua dimensi. Sebagai contoh, saat Anda memotret petani di sawah, maka dimungkinkan latar belakang seperti pohon akan terlihat lebih dekat. Inilah yang disebut efek kompresi.

Tajamnya gambar
Lensa non kit tentunya bukanlah sembarang lensa, apalagi jenis lensa ini. Pastinya Anda akan mendapat hasil maksimal dari lensa mahal ini. Foto akan terlihat lebih tajam dengan dipadukan teknik yang benar serta tetap bagus bila dilakukan croping.
Selain berbagai fungsi lensa di atas beserta kelebihannya, ternyata Anda ada banyak hal yang patut diperhatikan dan mungkin menjadi kekurangannya. Salah satu di antaranya adalah ukuran body lensa yang cukup besar dan berat. Untuk pemotretan sulit seperti long exposure, mungkin Anda wajib menggunakan stabilizer tripod. Bahkan untuk pemotretan biasa pun Anda harus menggunakan shutter speed lebih dibanding dengan lensa biasa, dan tentunya dipadukan dengan ISO tinggi. Jika tidak foto Anda akan mengalami under exposure. Kendala lainnya adalah lebih banyaknya bereda lensa ini tanpa fitur IS/VR/VC (stabilizer). Jika ada mungkin harganya lebih mahal